Kamis, 05 Maret 2015

Ketulusan Hati



Nats: Mazmur 73:1
Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.

Pendahuluan:
Adalah pernyataan pemazmur tentang kebaikan Allah bagi orang percaya yang hati dan hidupnya tulus dan bersih. ‘Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya....yang bersih hatinya'. Di balik pernyataan ini pemazmur mau katakan bahwa orang jahat dan fasik yang hati dan hidupnya tidak tulus dan bersih tidak akan mengalami kebaikan Allah.

Kata “Tulus”menurut Etimologi:
Tulus, sungguh dan bersih hati (benar-benar keluar dari hati yang suci); jujur; tidak pura-pura; tidak serong; tulus hati; tulus ikhlas: contoh: ia menyumbangkan tenaga dan hartanya dengan tulus ikhlas;
Ke·tu·lus·an, kesungguhan dan kebersihan (hati); kejujuran: Contoh: dengan segala ketulusan hatinya ia menghadiahkan sebagian hartanya kepada fakir miskin.
Ketulusan menciptakan: Kerelaan, Integritas (mutu, sifat, atau keadaan yangg menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran) , Kesucian, Kejujuran, Kredibilitas (perihal dapat dipercaya).

Alkitab sangat mementingkan masalah hati setiap orang percaya karena hati adalah motor kehidupan. Kehidupan sesungguhnya dari seseorang dapat dinilai secara objektif dengan melihat hati orang itu dan Tuhan Allah sangat memperhatikan masalah hati, lebih dari yang lain.

Manusia adalah makhluk yang memiliki hati yang dapat mengendalikan akal budi karena diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan Allah. Saat manusia jatuh ke dalam dosa, hati menjadi tidak terkontrol sehingga manusia dapat hidup bersandiwara dalam kepalsuan.
Manusia yang hidup dengan akal budi tanpa hati akan menjadi manusia yang menjalani kehidupan secara liar karena hati yang tidak berfungsi membuat akal budi mengendalikan hati.

Ketulusan Hati Memberi Kesanggupan : 

Untuk merasakan kasih sayang, Roma 12:9
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
Untuk menjadi orang Kristen yang tidak egois, 1 Korintus 10:33
Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.
Untuk menerima seseorang apa adanya, dan menghargai keberadaan orang lain. 
Filipi 2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Ketulusan adalah bagian dari sikap hati yang benar, juga cerminan dari kebersihan jiwa dan tingkah laku seseorang. Bagi seseorang yang selalu memelihara kebersihan jiwa dan tingkah laku dalam hidupnya, penyertaan Tuhan bukan hanya bagi dirinya saja, tetapi juga bagi keturunannya.  
Amsal 20:7, "Orang benar yang bersih kelakuannya--berbahagialah keturunannya."  

Berkat bagi orang-orang yang tulus hati:

Allah meneguhkan janji-janji-Nya, 1 Raja-raja 9:4-5 (TL)
Maka jikalau engkau berjalan di hadapan hadirat-Ku seperti ayahmu Daud sudah berjalan itu, dengan sempurna dan tulus hati hendak berbuat segala sesuatu yang telah Kupesan kepadamu dan engkau memeliharakan segala syariat dan syarat-Ku, niscaya Kutetapkan kelak takhta kerajaanmu atas orang Israel sampai selama-lamanya, setuju dengan firman-Ku yang kepada Daud, ayahmu, bunyinya: Seorang juapun tiada akan terputuskan bagimu dari pada takhta kerajaan Israel.

Membuat Allah mengabulkan doa, “mengubah” keputusan-keputusan Allah, 2 Raja-raja 20:3;
Ya Tuhan, hendaklah kiranya Engkau ingat akan hal aku sudah berjalan di hadapan hadirat-Mu dengan segala benar dan sempurna hatiku, dan sudah kuperbuat barang yang benar kepada pemandangan-Mu. Maka baginda Hizkiapun menangislah tersedih-sedih.

Tuhan sendiri yang menjadi perisasi dan menyelamatkan orang yang tulus hati, Mazmur 7:11 (TL),
Bahwa Allah itulah perisaiku, yang memeliharakan orang yang tulus hatinya

Tersedia keselamatan dan keadilan bagi mereka yang tulus hati, Mazmur 36:11 (TL) 
Sampaikanlah kiranya kemurahan-Mu kepada segala orang yang mengenal Engkau dan kebenaran-Mu kepada segala orang yang tulus hatinya.

Tersedia sukacita yang berlimpah bagi mereka yang tulus hati, Mazmur 97:11;
Bahwa terang itu tertaburlah bagi orang yang benar, dan kesukaanpun bagi orang yang tulus hatinya.

Kesimpulan:

Pekerjaan Roh Kudus adalah menguduskan hati orang percaya secara terus menerus agar dapat menghasilkan buah-buah Roh seperti yang dikehendaki oleh-Nya (Galatia 5:22-23). 
Pertama kali Roh Kudus bekerja adalah melalui bagian dalam kita lebih dahulu, yaitu hati, karena hati lah yang memancarkan kehidupan (Amsal 4:23)

Jikalau hati yang tulus dan bersih mengendalikan akal budi, niscaya segala yang dilakukan seseorang adalah bersih adanya. Orang yang tulus dan bersih hatinya pastilah seorang yang baik, namun orang yang kelihatan baik belumlah tentu tulus dan bersih hatinya karena manusia mampu berpura-pura agar mendapatkan keinginannya

Mazmur 37:37 (TL)
Ingatlah akan orang yang tulus hatinya dan pandanglah akan orang yang betul, karena pada akhir kelak orang itu akan selamat adanya.

Mulai hari ini mari kita belajar untuk berpikir, berkata dan berlaku benar dengan menyertakan ketulusan sebagai dasar sikap hidup. Imanuel ……..

Mazmur 25:21, Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau.

Senin, 02 Maret 2015

Orang Yang Berkuasa

Nats: Mazmur 37:35-36
"Aku melihat seorang fasik yang gagah sombong, yang tumbuh mekar seperti pohon aras Libanon; ketika aku lewat, lenyaplah ia, aku mencarinya, tetapi tidak ditemui".

Setiap tahun majalah TIME menetapkan 100 nama orang paling berpengaruh di dunia. Uniknya, nama-nama itu berubah terus. Mereka yang tahun lalu dipandang paling berpengaruh, bisa jadi tahun ini tidak lagi.

Kejayaan manusia bisa sirna hanya dalam hitungan bulan. Salah satu contoh ekstrim tampak ketika Tim Russert berpengaruh pada TIME Edisi Mei 2008. Namun, baru sebulan kemudian Russert meninggal dunia karena serangan jantung. Betapa fana kuasa manusia!

Pemazmur sadar benar akan keringkihan manusia. Seseorang bisa saja sangat kuat kuasanya. Ia bisa saja seperti pohon aras Libanon (ayat 35) yang kayunya dikenal paling kokoh, kuat, dan tak tergoyahkan bagai kayu jati.

Orang paling berkuasa ini memakai kuasanya untuk menindas kaum lemah, pamer kuasa dan fasik. Tidak percaya Tuhan karena mengandalkan kekuatan diri. Namun, orang semacam ini bisa dengan mudah dilenyapkan Tuhan. Kuasa manusia berada di bawah kuasa Allah.
 
Sebaliknya, orang yang tulus hati dan jujur akan diteguhkan oleh kuasa Tuhan. Mungkin di mata manusia, mereka tidak punya kuasa istimewa. Orang-orang biasa saja. Tetapi, naungan kuasa Allah membuat mereka bisa luput dari pengaruh kuasa orang fasik (ayat 40).

Kita hidup di tengah masyarakat yang gila kekuasaan.
Dari panggung politik sampai ruang rapat gereja, orang berebut mencari kuasa. Kadang dengan cara licik. 

Betapa bodohnya! Sebenarnya tidak penting kita menjadi orang yang berkuasa. Jauh lebih penting menjadi orang yang dikuasai dan dipengaruhi Allah!

Orang yang dikuasai Allah tidak akan takut oleh kuasa apa pun dan siapa pun. Tuhan memberkati kita.

Sabtu, 28 Februari 2015

Ibadah "Memastikan"

Matius 5:20
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Pendahuluan : 
Agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada TUHAN,  dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Kata "agama" berasal dari bahasa sansekerta yang berarti "tradisi".

Ibadat atau Ibadah, artinya: Perbuatan atau penyataan bakti seseorang terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama dan segala usaha lahir dan batin yang disesuaikan perintah agama yang harus dituruti pemeluknya.
Upacara / Ceremonial yang berhubungan dengan agama.

Ibadah adalah suatu perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketataan, mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ibadah / berbakti kepada Allah sudah dikenal sejak zaman mula-mula, yaitu zaman para bapa-bapa orang percaya dan nabi-nabi. Selanjutnya orang Kristen harus/ wajib beribadah kepada Allah.


1. Ibadah Yang Sia - sia : 

Ibadah akan menjadi sia-sia apabila Ibadah itu dilakukan oleh karena: ”Perintah manusia” saja.


MATIUS 15 : 7 – 9
Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu:
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

MARKUS 7:6-9
Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.


2. Ibadah Dalam Kebodohan : 

Tidak adanya hubungan yang akrab / intim dengan Allah. Tanpa pemahaman / pengenalan yang jelas.

Kisah 17:23 – 31
Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.
Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.
Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.
Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat.
Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."
 

3. Ibadah dalam roh dan kebenaran :  

Yohanes 4:23-24
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

4. Ibadah dalam roh  ( Spirit ) : 

Semangat, Antusias, konsentrasi, pikiran focus kepada Tuhan dan Ibadah,

Nehemia 9:3
Sementara mereka berdiri di tempat, dibacakanlah bagian-bagian dari pada kitab Taurat TUHAN, Allah mereka, selama seperempat hari, sedang seperempat hari lagi mereka mengucapkan pengakuan dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah mereka.

5. Ibadah dalam Kebenaran :  

Yohanes 17:17
Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Ibadah dalam Kebenaran hendaknya memberi wawasan bagi kita, bahwa :
Ibadah harus sesuai dengan firman Tuhan,
Ibadah bukan sekedar menuruti pikiran manusia (kebenaran sendiri), sebab ibadah yang hanya menuruti pikiran manusia hanya sia-sia saja di hadapan Allah.

Berikut adalah contoh Ibadah yang dikerjakan atas dasar menuruti pikiran / kebenaran diri sendiri :
  • Kejadian 4:3,5-6, Ibadah Kain berakhir dengan sia-sia, hatinya panas dan mukanya muram, dan selanjutnya menjadi pembunuh.
  • Imamat 10:1-2, Ibadah Nadab dan Abihu berakhir dengan kematian yang tragis.
  • 1 Samuel 13:8-14, Ibadah Saul adalah ”kebodohan” (ay.13) tidak taat kepada kebenaran Allah;
  • 1 Samuel 15:22, Ibadah Saul berakhir dengan penolakan Tuhan terhadapnya.
  • 1 Raja-raja 11:6-11, Ibadah Salomo yang menyimpang pada akhirnya kerajaan Israel terkoyak menjadi dua.
  • Kisah Para Rasul 5:1-1, Ibadah Ananias dan Safira berujung pada maut.
  • 1 Korintus 11:17-34, Kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam Ibadah Perjamuan Kudus, mendatangkan hukuman.

IMPLIKASI :
Ibadah yang dilakukan dengan cara yang rohani dan benar sesuai Firman Allah, akan berdampak kepada suatu ibadah yang Sejati.
Ibadah yang Sejati:
Persembahan yang hidup bagi Allah, Roma 12:1
Persembahan yang hidup bagi Sesama , Yakobus 1:27

Matius 7:21-23
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Kamis, 26 Februari 2015

Tidak Mawas Diri.

Nats: Wahyu 3:14 - 22

Wahyu 3:14 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:

Sekilas kedengarannya aneh apabila ada “Gereja Tanpa Yesus Kristus”. Namun, itulah kiranya yang terjadi pada sidang jemaat di Laodikia. Kota makmur, kaya raya yang tekenal dengan industri garmen, obat mata, dan perbankan. Namun, kelimpahan materi tidak jarang membutakan mata rohani dan menumpulkan mata hati, sehingga dalam praktiknya, jemaat Laodikia dan warganya malah memuakkan Tuhan.

Ngerinya, mereka merasa nyaman dengan kondisi itu. “Perkenanan Tuhan” diukur dengan kekayaan material sementara kiprah keseharian sebagai jemaat semakin jauh dari mempertuhan Kristus! Mengggunakan gambaran yang dikenal masyarakat Laodikia (yang langka air sehat), tuhan mengungkapkan kemuakan-Nya terhadap mereka.

Wahyu 3:15-16
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Dalam keadaan seperti itu, seakan-akan Kristus sendiri berdiri di luar jemaat, “berdiri di muka pintu dan mengetok”.

Wahyu 3:20,  Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Gambaran ini menunjukkan kenyataan yang menyedihkan: Raja Gereja, yang berkuasa penuh atas segenap ciptaan Allah (ayat 15b), tidak diakui lagi otoritas-Nya dalam kiprah bergereja orang-orang Laodikia. 

Yesus Kristus mungkin masih dipuja sebagai Tuhan dalam kebaktian dan persekutuan, nama-Nya masih digunakan dalam doa-doa, tetapi otoritas-Nya tidak berlaku dalam segala aktivitas gerejawi lainnya, juga kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan, dan sebagainya. Jemaat Laodikia ingin menjadi otonom, tidak lagi bergantung pada Kristus, dan enggan hidup di bawah firman dan bimbingan Roh-Nya.

Tuhan tidak berkenan akan keadaan tersebut.

Dengan mengatakan bahwa diri-Nya “Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan (sumber, kepala) dari ciptaan Allah”, Ia sedang mengontraskan diri-Nya yang benar (Amin) dan dalam peran-Nya sebagai Saksi Allah, Dia setia dan benar. Karena itu, Dia mengklaim otoritas-Nya atas jemaat Laodikia, sebagai Pemilik sah Gereja! Ia mencela, tetapi juga memanggil jemaat Laodikia untuk bertobat.

Renungkan:
Peringatan-Nya sangat keras, namun bersumber dari kasih-Nya. Karena kasih itu pulalah Dia marah, namun kemarahan-Nya bermaksud membawa umat-Nya kembali ke jalan yang benar.

Kamis, 12 Februari 2015

Antara PALU, KACA dan BAJA

Nats : Amsal 27:17
Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Sahabat ..... pernahkah mendengar sebuat pepatah kuno yang berbunyi: "Palu menghancurkan Kaca, Tetapi Palu Membentuk Baja". Apa makna dari pepatah ini?

Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu/masalah menghantam, kita akan mudah putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.

Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. "MENTAL BAJA" adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya. 
Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa: "MASALAH ADALAH PROSES KEHIDUPAN UNTUK MEMBENTUKNYA MENJADI LEBIH BAIK". Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.
Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!
Jika kita adalah "BAJA", kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita. Sebaliknya jika kita "kaca" maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.
Jangan lagi MENGELUH akan masalahmu, sebab Tuhan tahu KEMAMPUAN-mu'
Jangan lagi berpikir dirimu LEMAH, karena MASALAH ADA untuk buktikan DIRIMU KUAT.
_Tetaplah Berdoa_

Untuk Kita Berdoa

Sebagai orang Kristen, saat kita menghadapi masalah, kita diperhadapkan dengan dua pilihan yaitu menyerah dengan masalah atau mengandalkan Tuhan melalui doa. Firman Tuhan berkata doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Kami, tim pendoa, ada bersama Anda untuk mendukung Anda dalam doa atas masalah-masalah yang dihadapi sampai TUHAN menyatakan kemulian-Nya atas permohonan Anda.

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” ( Filipi 4 : 6 – 7 )

Nyatakanlah dalam segala hal pergumulanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Sampaikan permohonan doa Anda disini dan Tim Pelayanan Kristen akan ikut mendukung beban doa Anda ini.

Pekerjaam dan Pelayanan

  • Bila anda melakukannya untuk mendapatkan nafkah, itu namanya Pekerjaan; tetapi bila anda melakukan itu untuk Tuhan maka itulah Pelayanan_
  • Bila anda keluar karena ada yang mengkritik, itulah Pekerjaan; apabila anda terus bekerja sekalipun dikritik habis-habisan, itulah Pelayanan_
  • Bila anda berhenti karena tidak ada yang berterima kasih, itulah Pekerjaan; tetapi apabilah anda terus bekerja walaupun tidak pernah dikenal oleh siapapun, itulah Pelayanan_
  • Bila anda semakin sulit menikmati yang anda kerjakan, itulah Pekerjaan; apabila anda semakin sulit untu menikmatinya, itulah Pelayanan_
  • Bila yang anda pikirkan adalah kesuksesan, itulah Pekerjaan; namun apabila yang anda pikirkan adalah kesetiaan, itulah Pelayanan_
  • Anak-anak Tuhan yang biasa-biasa saja dipenuhi oleh sikap yang "Bekerja"; tetapi anak-anak Tuhan yang luar biasa dipenuhi oleh sikan yang mau "Melayani"
Selamat Melayani ..... Jadilah Orang Kristen yang luar biasa ... Imannuel....