Salah satu contoh terbaik tentang tim kerja
Kristen tertulis dalam 1 Korintus 12. Paulus memberi tahu kita bahwa
kita semua adalah bagian dari satu tubuh dalam Kristus. Tidak masalah
dari mana kita berasal atau apa yang kita lakukan sebelum kita menjadi
Kristen. Sekarang, kita sudah menjadi satu tubuh Kristus. Hal ini memang
benar dalam dua hal. Pertama, semua orang Kristen terikat bersama.
Kemudian, dalam komunitas gereja kita pun terikat bersama.
Saat
kita berkumpul bersama dan bekerja dengan orang-orang dari latar
belakang berbeda-beda, kita tahu bahwa kita tidak diciptakan sama semua.
Beberapa dari kita adalah orang-orang yang keras dalam memperingatkan
dan selalu berada di depan banyak orang sambil berkata "ikutlah aku".
Beberapa orang tenang dan menunggu perintah, serta bersedia bekerja jika
tidak dilihat orang lain. Akan tetapi, dinamikanya tidak berhenti di
situ. Orang-orang yang memimpin unggul dalam banyak hal, orang-orang
yang bekerja di balik layar pun unggul dalam banyak hal. Dari fakta ini
kita mendapati orang-orang yang merasa tertinggal. Barangkali beberapa
di antara kita yang memimpin, percaya bahwa setiap orang mampu melakukan
dengan tepat apa yang kita lakukan. Jika demikian, bagaimana kita
mengatasi konflik antara karunia dan talenta ini?
Pertama, kita
perlu menyadari bahwa kita semua tidak memiliki karunia yang sama.
Paulus mengatakan kepada kita dalam 1 Korintus 12:1-11 bahwa kita semua
memiliki karunia yang berbeda-beda dan karunia-karunia tersebut akan
digunakan dengan cara yang berbeda-beda. Jika Anda seorang atlet, Anda
seharusnya tidak menganggap setiap orang adalah atlet. Apabila Anda
dapat bernyanyi, Anda seharusnya tidak berpikir bahwa setiap orang harus
bergabung dalam paduan suara. Ketika kita menyadari bahwa setiap orang
diberikan talenta dan karunia yang berbeda-beda, kita dapat bekerja
bersama-sama dengan lebih baik.
Kedua, kita harus memahami bahwa
kita semua diciptakan berbeda.
Allah tidak menciptakan masing-masing
dari kita dalam keadaan yang sama. Dalam ayat 12-13, Paulus mengingatkan
kita bahwa kita semua berasal dari latar belakang dan kebangsaan yang
berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa kita semua memiliki sistem nilai
yang berbeda-beda. Orang-orang Kristen baru harus diperlakukan dengan
sikap hormat yang lebih besar, karena mereka biasanya tidak tahu bahwa
apa yang mereka katakan atau apa yang mereka lakukan tidak diterima oleh
anggota kelompok. Latihlah mereka dalam situasi lain di luar kelompok,
bukan di tempat yang sama.
Terakhir, jangan mengeluh dan
menyerah.
Ayat 14-26 membahas orang-orang yang suka mengeluh dan mudah
menyerah dalam mengerjakan tugas. Pertama, kita melihat orang-orang yang
tidak mendapatkan cukup perhatian dan memutuskan bahwa mereka ingin
berhenti. Kita semua berada dalam situasi ini bersama-sama dan tidak
setiap orang akan mendapatkan pujian yang sama. Kedua, kita melihat
orang-orang yang menertawakan orang lain. Hal ini tidak perlu kita
lakukan di dalam kehidupan Kristen. Saat Anda atau orang lain dalam tim
Anda memutuskan bahwa dia lebih penting, ingatkanlah orang itu bahwa
kita harus bersukacita dengan mereka yang bergembira dan berduka dengan
mereka yang menderita. Satu tubuh harus melekat bersama untuk
mengerjakan tugas Allah.
Ayat 27 sampai terakhir menunjukkan pada
kita bahwa ada tingkatan-tingkatan dalam gereja dan para pemimpin harus
dihormati. Ketika seorang pemimpin jatuh, dia seharusnya tidak
memimpin. Namun, jika hal itu terjadi, bukanlah bagian orang Kristen
untuk mengeluh. Bagian orang Kristen adalah bekerja untuk kemuliaan
Allah.