Minggu, 17 November 2013
RINDU KUPASUNG
Musim basah perlahan beranjak
Tapi mendung parasku tak pula merangkak
Masih dingin, berselimut rindu melonjak
Desir angin menderu, lamunan pun tersentak
Masihkah sanggup kupendam rasa menenggak?
Bagaimana mungkin rindu kupagut
Pada kata-kata nan syahdu
Bila bibirmu mengatup?
Bagaimana mungkin rindu kusemai
Pada bilur-bilur rasa menderai
Saat sukmamu menutup?
Bagaimana mungkin kulukis rindu
Pada warna-warna indah menyatu
Kalau bingkai tak coba kau padu?
Maka lebih baik rindu kupasung
Pada alunan gitar berdenting
Atau pada dahan rasa menggantung
Semoga rindu tak makin melengking
Sebab aku tak ingin lagi biarkan sunyi menggenang……
Jumat, 18 Oktober 2013
GEMBALA YANG PEDULI
1. Pendahuluan
Kitab Yehezkiel merupakan salah satu
kitab dalam Perjanjian Lama yang berasal dari zaman pembuangan sekitar
tahun 593-571 SM.Kitab Yehezkiel menggambarkan tahapan baru dari nubutan
Israel. Yehezkiel adalah seorang nabi yang dipanggil dan diperintahkan
Tuhan untuk memberitakan Firman keselamatan melalui nubuatan guna
menghibur dan menguatkan umat Israel yang berada di dalam pembuangan
Babel. Di mana umat itu sedang menghadapi pergumulan yang sangat berat,
pergumulan itu adalah sulitnya beribadah kepada Tuhan dan sebagai warga
Negarapun kebebasaNnya dibatasi. Mereka diwajibkan untuk menyembah
kepada dewa-dewa dan tidak mendapatkan keadilan dan keamanan dari raja
(negara). maka umat tersebut berputus asa dan sangat menderita dalam
menjalani kehidupannya sehari-hari di tanah pembuangan tersebut. Dan di
dalam keputusasaan bangsa itu ada juga yang mau tunduk dan beribadah
kepada dewa-dewa di Babel, terlebih di kalangan para imam dan pemimpin
Israel mereka bukan meneguhkan dan mengembalakan umatnya malah
menyesatkan dan menindasnya sehingga lahirlah paham sinkritisme yang
membuat umat Israel menjadi tambah menderita. Di dalam situasi yang
demikianlah Allah memanggil Yehezkiel agar hadir dan tampil di
tengah-tengah umat itu untuk menyatakan rencana Allah bagi mereka.
Sesuai dengan namanya Yehezkiel yang memiliki arti “Allah menguatkan”,
suatu nama yang membawa harapan dan dapat memberikan jawaban terhadap
permasalahan Israel di tanah pembuangan.
2. Penjelasan Nas
Ayat 11-16. Di dalam Yeh. 34, Allah
menyatakan diriNya sebagai gembala atas umatNya. Konteks dari Yeh. 34
adalah para pemimpin umat Israel waktu itu tidak melakukan peran dan
tanggungjawabnya selaku gembala. Mereka justru mengeksploitasi umat
dengan mengambil, merampas atau memanfaatkan harta milik umat untuk
kepentingan diri. Di Yeh. 34:3-4, Allah menegur para pemimpin umat
Israel yaitu: “Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat
pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak
kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu
obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang,
yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan
kekerasan dan kekejaman”. Jadi para pemimpin umat Israel tidak
memerankan tugasnya selaku seorang gembala yang dipanggil untuk
melindungi dan menjaga umat; mereka juga memanfaatkan umat gembalaannya
sekedar obyek pelengkap dan korban pemuas keinginan diri mereka.
Akibatnya umat Allah menjadi orang-orang yang teraniaya dan terserak,
karena mereka saling mencari perlindungannya masing-masing. Dalam
situasi demikian, Allah segera bertindak dengan mencari umat yang hilang
dan tercerai-berai, mengumpulkan mereka satu-persatu, memberikan rumput
dan pembaringan yang subur dan mengobati mereka yang terluka. Yang
jelas dalam tindakan dan karyaNya tersebut, Allah menampilkan diri
sebagai Tuhan yang membela setiap orang yang lemah dan menderita. Namun
juga Tuhan tetap berlaku adil, sehingga mereka yang gemuk dan yang kuat
tetap berada dalam perlindunganNya. Allah menampilkan diri bukan hanya
menjadi Tuhan penyelamat atas orang-orang yang miskin dan tidak berdaya,
tetapi juga Dia adalah Tuhan bagi setiap orang yang kaya dan sehat
namun hidup benar. Di dalam Yeh. 34:16, Allah berfirman: “Yang
hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan
Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan
Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya”. Dengan
demikian yang dimaksud dengan umat gembalaan Allah bukan hanya tertuju
kepada orang-orang miskin yang menderita, tetapi juga kepada setiap
orang yang hidup sehat dan sejahtera.
Ayat 17-19. Menyatakan bahwa Allah adalah
Gembala yang Agung, gembala bagi umat Israel dan para gembala (pemimpin
Israel). Allah akan menjatuhkan hukuman kepada umat yang tidak setia
dan gembala-gembala yang tidak melakukan tanggung jawabnya sebagai
pemimpin. Allah menghakimi mereka dengan adil. Sesuai dengan apa yang
telah di lakukannya yaitu dengan menghabiskan padang rumput yang hijau
dan mengnjak-injaknya dan juga meminum air yang jernih, sehingga air itu
pun menjadi keruh. Hal ini berarti kekuatan, kejayaan prilaku
semena-mena dari para gembala yang tidak bertanggung jawab itu akan
berakhir, dan Allah sendiri akan mengkahirinya. Ia akan menjadi hakim
diantara gembala-gembala. Itu berarti Ia akan menyatakan kesalahan dan
membela kebenaran, bahkan Ia sendiri bertindak sebagai penolong. Daud
adalah gembala Israel yang dijanjikan akan membawa pemulihan bagi
Israel, dan pemulihan yang mengarah pada kesempurnaan hidup itu terus
akan terjadi melalui karya Kristus yang lahir dari keturunan Daud (bd.
Pslm 89:5,21,30; Yer. 23:5-6). Janji penyertaan dan pemulihan ini
diberikan semata-mata karena bangsa Israel adalah domba-domba Allah,
atau milik Allah. Ia tidak akan menelantarkan umatNya.
3. Refleksi.
Sikap yang paling menonjol dari sifat
seorang gembala adalah memberi perlindungan kepada domba-dombanya dari
serangan binatang buas seperti serigala atau beruang. Hal yang kedua
adalah membimbing atau menggiring dombanya ke tempat dimana ada rumput
yang banyak. Kemudian gembala memberi minum kepada domba-dombanya. Dan
yang terakhir gembala menggiring domba-dombanya kembali masuk ke dalam
kandang untuk beristirahat (bd. Maz. 23).
Pertolongan dan kepeduliaan Allah sebagai seorang Gembala untuk
melepaskan umatnya dari ketidak adilan dan ketertindasan menandakan
bahwa bumi ini penuh dengan kasih setia TUHAN. Siapakah Gembala itu.
Dalam Yoh. 10:11, Yesus mengatakan : Akulah gembala yang baik, gembala
yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya. Yesus telah mati di
kayu salib dan telah bangkit untuk menebus dosa-dosa manusia.Yesus
adalah gembala dan kita adalah domba-domba-Nya. Sebab itu bagi kita yang
percaya kepada Yesus maka kita akan mendapatkan apa yang diberikan oleh
seorang gembala kepada domba-dombanya yaitu perlindungan, bimbingan,
dan keselamatan. Sebagai Gembala Yang Baik, Yesus memenuhi tiga ciri ini
yakni: Pertama, memberikan nyawa untuk domba-domba. Kedua, mengenal
mereka dan mereka mengenal Dia. Ketiga, mengusahakan persatuan semua
kawanan domba (bdk. Yoh 10).
Maka jelas kalau Yesus mengatakan Gembala
Yang Baik berbeda dengan orang upahan. Orang upahan cenderung
mengutamakan kepentingan diri. Orang upahan sama sekali tidak peduli
akan kesulitan dan tantangan, tetapi Gembala Yang Baik bersedia
mengorbankan hidup-Nya untuk manusia dan menyelamatkan yang tersesat.
Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)