Minggu, 01 Februari 2015

Antara Gossip dan Pelayanan.

Jika kita menjadi pemimpin atau pelayan Tuhan yang menonjol, pasti kita punya banyak pendukung. Disamping pendukung kita juga punya banyak oposisi. Seringkali oposisi lebih keras suaranya dan aksinya daripada pendukung. Kadang oposisi tidak segan meluncurkan peluru untuk menghancurkan kita berupa kata-kata yang tidak benar atau di salah artikan. Kata-kata yang tidak berdasar tersebut sering disebut dengan GOSIP.

Kembali kepada hidup yang diperkenan Tuhan, Bagaimana cara kita menghadapi gosip tadi ? Jangan sampai gosip tadi membuat kita marah lantas kita kecewa kepada Tuhan dan menghentikan pelayanan kita. Bahkan adapula karena gosip orang sampai mengundurkan diri dari pertemuan ibadah.
Salah satu penghambat pelayanan adalah gosip. Gosip membuat hal-hal yang belum pasti kebenarannya berkembang menjadi masalah besar. Diperlukan hikmat Allah untuk menentukan apakah suatu gosip perlu diklarifikasi atau lebih baik dibiarkan saja.

Mari kita telusuri dari Firman Tuhan dalam 2 Korintus 10 : 1 -18

10:1 Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah.
10:2 Aku meminta kepada kamu: jangan kamu memaksa aku untuk menunjukkan keberanianku dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka, bahwa kami hidup secara duniawi.
10:3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi,
10:4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
10:6 dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna.
10:7 Tengoklah yang nyata di depan mata kamu! Kalau ada seorang benar-benar yakin, bahwa ia adalah milik Kristus, hendaklah ia berpikir di dalam hatinya, bahwa kami juga adalah milik Kristus sama seperti dia.
10:8 Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu.
10:9 Tetapi aku tidak mau kelihatan seolah-olah aku menakut-nakuti kamu dengan surat-suratku.
10:10 Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti.
10:11 Tetapi hendaklah orang-orang yang berkata demikian menginsafi, bahwa tindakan kami, bila berhadapan muka, sama seperti perkataan kami dalam surat-surat kami, bila tidak berhadapan muka.
10:12 Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!
10:13 Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga.
10:14 Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.
10:15 Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami.
10:16 Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di daerah kerja yang dipatok untuk mereka.
10:17 "Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
10:18 Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan.

Dalam pasal ini, Rasul Paulus mengungkapkan kekesalannya terhadap orang-orang yang mengatakan bahwa dirinya hanya berani tegas dan keras bila berjauhan (dalam surat saja), tetapi sebenarnya tidak berani bila berhadapan muka (10:10). Rasul Paulus merasa kesal mendengar gosip semacam itu beredar di tengah jemaat Korintus karena dua hal: Pertama, berdirinya jemaat Korintus merupakan hasil pelayanan Rasul Paulus (10:14), sehingga seharusnya jemaat Korintus itu tahu bahwa gosip semacam itu tidak benar. Kedua, bila dibiarkan, gosip semacam itu bisa merusak wibawa Rasul Paulus, karena bila ia berkata keras dan tegas tentang sesuatu hal, perkataannya hanya dianggap sebagai menakut-nakuti dan sebenarnya tidak demikian (10:9).
Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita agar tidak menyebar gosip yang akan menghambat pelayanan para hamba Tuhan. Sadarilah bahwa bila kita ikut menyebar gosip, kita sudah menjadi alat di tangan Iblis untuk merusak pekerjaan Allah. Bila ada gosip yang sudah telanjur beredar, ada empat hal yang perlu kita lakukan: Pertama, jangan mudah mempercayai suatu gosip, melainkan telitilah kebenaran gosip itu dengan seksama. Kedua, jagalah mulut kita agar kita tidak ikut-ikutan menyebar gosip yang akan menghambat pelayanan hamba Tuhan yang bersangkutan. Ketiga, bila dirasa perlu, temuilah hamba Tuhan itu untuk mengklarifikasi kebenaran gosip yang beredar. Keempat, doakan hamba Tuhan itu.

Bagaimana kalau kita yang menjadi korban gosip ? Kita perlu belajar dari Saul dimana pada awal pelayanannya Saul bukanlah tipe public figure yang mempunyai banyak penggemar, melainkan banyak orang yang berkata miring atas penampilan Saul, yang seharusnya tidak pantas menjadi Raja orang Israel.

Mari kita lihat 1 Samuel 10:17-27

10:17 Kemudian Samuel mengerahkan bangsa itu ke hadapan TUHAN di Mizpa
10:18 dan ia berkata kepada orang Israel itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Aku telah menuntun orang Israel keluar dari Mesir dan telah melepaskan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan segala kerajaan yang menindas kamu.
10:19 Tetapi sekarang kamu menolak Allahmu yang menyelamatkan kamu dari segala malapetaka dan kesusahanmu, dengan berkata: Tidak, angkatlah seorang raja atas kami. Maka sebab itu, berdirilah kamu di hadapan TUHAN, menurut sukumu dan menurut kaummu."
10:20 Lalu Samuel menyuruh segala suku Israel tampil ke muka, maka didapati suku Benyamin.
10:21 Sesudah itu disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka menurut kaum keluarganya, maka didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya disuruhnyalah kaum keluarga Matri tampil ke muka seorang demi seorang, maka didapati Saul bin Kish. Tetapi ketika ia dicari, ia tidak diketemukan.
10:22 Sebab itu ditanyakan pulalah kepada TUHAN: "Apa orang itu juga datang ke mari?" TUHAN menjawab: "Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang."
10:23 Berlarilah orang ke sana dan mengambilnya dari sana, dan ketika ia berdiri di tengah-tengah orang-orang sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.
10:24 Dan Samuel berkata kepada seluruh bangsa itu: "Kamu lihatkah orang yang dipilih TUHAN itu? Sebab tidak ada seorang pun yang sama seperti dia di antara seluruh bangsa itu." Lalu bersoraklah seluruh bangsa itu, demikian: "Hidup raja!"
10:25 Kemudian Samuel menguraikan kepada bangsa itu tentang hak-hak kerajaan, menuliskannya pada suatu piagam dan meletakkannya di hadapan TUHAN; sesudah itu Samuel menyuruh seluruh bangsa itu pulang, masing-masing ke rumahnya.
10:26 Saul pun pulang ke rumahnya, ke Gibea, dan bersama-sama dengan dia ikut pergi orang-orang gagah perkasa yang hatinya telah digerakkan Allah.
10:27 Tetapi orang-orang dursila berkata: "Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!" Mereka menghina dia dan tidak membawa persembahan kepadanya. Tetapi ia pura-pura tuli.

Kita sendiripun juga sering mendapat kesan buruk tentang Saul, raja pertama Israel. Namun demikian, Alkitab pun mencatat kebaikannya, khususnya saat ia akan memulai pelayanannya sebagai raja. Sebagai pemimpin ia tahu memilih mana suara yang perlu didengarkan di antara yang sama sekali tidak perlu. Terhadap jerit tangis putus asa bangsanya atas ancaman bangsa Amon, ia mampu mendengar dengan prihatin dan menanggapi dengan sigap (1 Samuel 11:1-7). Sedangkan, atas olokan dan penghinaan segolongan orang yang meragukan kemampuan dan kepemimpinannya, ia bersikap “pura-pura tuli” (ayat 27). Ia tak mau membuang energi sekadar meladeni mereka.
Kita tidak perlu marah terhadap orang fasik yang menghina pelayanan kita. Kita harus dapat seperti Saul yang pura-pura tuli terhadap omongan negatif dari orang-orang "fasik" di sekitar kita. Satu pusat yang wajib dan harus kita dengar adalah FirmanNya, yang setiap pagi wajib kita baca dan renungkan serta kita jalankan. Mengapa kita geram dan marah dengan komentar orang "fasik" ?

Mintalah hikmat dan kesabaran dari-Nya sehingga kita dapat memilah dan memilih mana yang perlu dan tidak perlu kita tanggapi secara serius. Supaya, kita tetap berfokus pada panggilan Tuhan dan tugas utama yang mesti kita kerjakan.

1 Februari 2013 pukul 8:20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.