Bisakah
kita menerima atau bereaksi saat mendapat teguran yang nyata dari
seorang teman atau sahabat atau saudara atau teman sejawat? Apakah kita
lebih senang menerima teguran yang nyata atau kasih yang tersembunyi?
Kebutaan
mata hati jauh lebih membahayakan. Seringkali kita tidak suka menerima
teguran yang nyata. Menjadi sakit hati, terhina, beranggapan terlalu
mencampuri urusan dan sebagainya. Sementara ungkapan yang penuh pujian,
pembelaan, pemberian justru seringkali membuai kita terlalu jauh.
Sampai-sampai tidak menyadari adanya kasih yang tersembunyi atau kasih
yang palsu.
Kita juga seringkali tidak berani menegur teman atau
sahabat atau saudara sendiri meskipun kita tahu apa yang mereka
lakukan salah.
Kita seringkali terlalu kuatir untuk menegurnya padahal
kita mengasihinya, padahal kita menyayanginya, padahal kita tahu mereka
sedang mengambil resiko yang salah.
Sesungguhnya teguran yang nyata itu lebih baik daripada kasih yang tersembunyi.
Kepekaan
nurani yang Ilahi kita harus diasah karena tidak datang dengan
sendirinya. Hanya melalui Allah kita bisa memberikan teguran nyata yang
penuh kasih, bahkan kita juga akan mempunyai rahmat untuk menyampaikan
teguran tanpa harus menyembunyikan rasa kasih. Allah akan membimbing
kita dan menunjukkan kebenaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.