Selasa, 03 Februari 2015

Antara Sebuah Nilai dan Sebuah Manfaat.

Uang Rp 1000 dan Rp 100.000 sama "terbuat dari kertas” dan sama "dicetak dan diedarkan” oleh dan dari Bank Indonesia, pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari bank dan beredar di masyarakat.

Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi scara tidak sengaja didalam dompet seorang pemuda, kemudian diantara kedua uang tersebut terjadilah percakapan:

Uang Rp. 100.000 bertanya: Kenapa badan kamu begitu lusuk dan bau amis. .?? Uang Rp. 1000 menjawab: karena begitu aku keluar dari bank langsung ketangan orang bawaan dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis.

Lalu uang Rp 1000 bertanya balik kepada uang Rp 100.000 : ”Kenapa kamu begitu baru, rapi dan masih bersih. . .??”
Uang Rp 100.000 menjawab :....:"karena begitu aku keluar dari bank aku langsung di sambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, hotel berbintang dan di mall serta keberadaan ku selalu di jaga dan jarang keluar dompet...”
Lalu uang Rp 1000 bertanya lagi: "Pernahkah engkau mampir di tempat Ibadah?”
di jawab oleh uang Rp. 100.000 : " belum pernah"

Uang Rp 1000 pun berkata lagi: "Ketahuilah walaupun badanku seperti ini ada nya.
setiap minggu aku selalu mampir di gereja, dan aku selalu ada serta ditangan fakir miskin dan anak-anak yatim piatu. Bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. aku dipandang manusia bukan dari sebuah nilai tapi yang dipadang dari sebuah manfaat".
Akhirnya menangislah uang Rp. 100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak begitu bermanfaat selama ini.
"Jadi bukan seberapa besar penghasilan anda tapi seberapa bermanfaat penghasilan anda itu. Karena kekayaan bukanlah untuk ke sombongan"-

Pf. 8 Maret 2012 pukul 15:16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.