Sulit menjawabnya. Kita tidak
ditempatkan pada posisi sebagai hakim. Tidak ada surat pengangkatan
satu gereja menjadi hakim terhadap gereja lainnya. Pertanyaan, “Gereja
mana paling benar?” adalah pertanyaan yang memposisikan kita sebagai
hakim jika patokannya hanya berdasarkan pada bentuk ibadah, isi khotbah,
jumlah jemaat, dan musik yang digunakan. Patokan kebenaran adalah
keyakinan Gereja pada Alkitab sebagai Firman Allah dan Tuhan Yesus
sebagai Juruselamat satu-satunya.
Entah suatu gereja berjemaat
20.000, 5000, 1000, 50 atau 10 orang, entah suatu gereja memakai 20
jenis alat musik atau hanya satu, entah suatu gereja mengutamakan
khotbah yang sangat ketat dalam aturan penafsiran, ataupun lebih topikal
dan alegoris (sekalipun seharusnya aturan penafsiran diperhatikan),
pertanyaan yang perlu diajukan adalah “Apakah gereja tersebut sedang
menjalankan misinya sebagai Gereja?”
Gereja ada sebagai utusan
Tuhan untuk memberitakan Kabar Baik. Gereja ada untuk menjadi kesaksian
dan sarana saluran kasih dan rahmat Allah kepada manusia melalui Tuhan
Yesus Kristus. Gereja juga ada untuk mempengaruhi kehidupan manusia
dalam semua aspeknya. Gereja ada untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat
agar memiliki kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya yang lebih
baik dan berkenan kepada Allah. “Sejauh mana suatu gereja dengan ciri
khasnya masing-masing menjalankan misinya?” adalah pertanyaan yang lebih
tepat untuk diajukan.
Gereja tidak dipanggil untuk saling
bertengkar. Gereja tidak dipanggil untuk menutup diri. Tetapi keberadaan
Gereja seharusnya memberi dampak bagi kehidupan spiritualitas jemaat,
bagi kehidupan masyarakat sekitarnya, dan bagi dunia yang masih belum
mengenal Kristus.
Untuk mencapai misi tersebut, Gereja tidak
pernah dimaksudkan untuk berdiri sendiri-sendiri dan terpisah. Gereja
digambarkan sebagai sebuah tubuh. Anggota-anggota tubuh itu saling
terkait dan mendukung. Ini berarti gereja lokal bekerja sama dengan
gereja lokal lainnya untuk meningkatkan spiritualitas umat, mempengaruhi
kehidupan masyarakat, dan menjadi saksi bagi anugerah keselamatan
Allah.
Tiap-tiap gereja lokal perlu perlu melihat dirinya sebagai
bagian dari Gereja secara keseluruhan. Inilah yang dilakukan oleh rasul
Paulus ketika dia memintakan sumbangan bagi jemaat yang sedang menderita
dan berkekurangan di Yerusalem kepada jemaat yang memiliki kelebihan di
Makedonia dan Korintus (II Kor 8). Ini perlu dilakukan agar terjadi
“keseimbangan” antara yang berlebihan dan yang mengalami kekurangan yang
tidak disebabkan karena kemalasan.
Kerja sama antar gereja lokal
bisa dilakukan dalam berbagai tingkat dan bentuk. Kerja sama antar
gereja-gereja lokal sekota adalah bentuk kerja sama yang cukup realistis
untuk dilakukan. Bentuknya bisa berupa kerja sama dalam doa sekota,
pelayanan kepada masyarakat miskin, pelayanan kepada anak-anak jalanan,
pembangunan panti asuhan dan gedung sekolah secara bersama-sama, dan
kerja sama lainnya.
Kerja sama ini bisa diperluas kepada tingkat
nasional hingga dunia. Gereja-gereja lokal bisa mendukung
yayasan-yayasan misi di seluruh dunia, mengutus misionaris ke
daerah-daerah atau negara lain, terlibat dalam doa nasional dan
internasional, serta memberi bantuan-bantuan dalam berbagai bentuk
sumber daya kepada daerah yang kekurangan. Ketika mengirim utusan misi
ke negara lain, sang utusan tidak perlu mendirikan gereja dengan nama
denominasi pengutusnya tetapi menjadikannya sebagai gereja lokal baru
yang dipimpin oleh orang lokal. Ketika mengirim utusan ke wilayah lain
di Indonesia, gereja bisa bekerja sama dengan gereja lokal yang sudah
ada dengan cara memberdayakan dan mengembangkan sumber daya di sana.
Jika
masing-masing gereja lokal sadar akan panggilan dan posisinya bersama
gereja-gereja lainnya secara universal, maka tidak perlu lagi ada
pertanyaan, “Gereja mana yang paling benar?” Tetapi yang lebih krusial
adalah seperti yang seseorang katakan tentang Gereja, “Gereja yang akan
hidup adalah gereja yang memenuhi tanggung jawab utusan Injilnya.”
Pf. 2 Juni 2012 pukul 9:25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.