Bacaan Ayat: Lukas 15:20
Maka
bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya
telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya
itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Salah
satu kisah perumpamaan yang begitu menyentuh di Alkitab adalah kisah
si anak hilang. Dikisahkan tentang si anak bungsu yang kurang ajar
kepada ayahnya. Berfoya-foya, bergelimang dalam dosa dan melupakan
ayahnya sama sekali.
Sampai suatu saat, ketika dia
menyadari kesalahannya, dan beriktiar untuk kembali. Si anak bungsu ini
bahkan sadar bahwa ia tidak layak lagi untuk diterima. Dia telah
mengkhianati ayahnya, bahkan wajar kalau sang ayah memutuskan tali
keluarga dengannya. Jadi jauh-jauh hari dia sudah merangkai kata-kata,
berharap agar ayahnya mau menerima dia kembali, meskipun hanya sebagai
salah satu pegawainya.
Pada hari dia kembali, sang ayah
sudah berdiri dan menunggu di jalan. Dia berlari-lari menyambut anaknya
ketika ia masih jauh dan memeluknya.
Dia bahkan tidak
memberi kesempatan untuk anaknya tawar-menawar untuk menjadi salah
seorang pegawainya. Dia menyambut dan menerimanya kembali sebagai anak
walau sang anak tidak layak memperolehnya, hanya karena satu hal: kasih
karunia.
Demikian juga Allah kita, kasih karunia-Nya
tidak memberi ruang bagi kita untuk tawar-menawar. Kita tidak dapat
membuat Allah lebih mengasihi kita dengan apapun yang kita beri atau
buat, dan kita juga tidak dapat membuat Dia menolak kita dengan
kesalahan apapun yang kita perbuat. Asalkan kita datang kepada-Nya,
kasih karunia-Nya membereskan segalanya.
Tidak ada yang dapat kita lakukan supaya Allah lebih mengasihi kita atau kurang mengasihi kita.
Pf. 25 Maret 2012 pukul 22:07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.